4 Kisah Anak Durhaka Hoax yang Paling Fenomenal di Indonesia, Nomor 1 Paling Heboh!

Banyak sekali kisah-kisah anak durhaka yang dikutuk oleh orang tuanya, dan kisah-kisah tersebut sudah beredar luas di Indonesia. Sayangnya, banyak kisah anak durhaka yang beredar adalah hoax semata. Kali ini admin telah merangkum 4 kisah hoax tentang anak durhaka yang paling fenomenal di Indonesia, yuk simak!

4. Anak Durhaka Dikutuk Menjadi Ular Berkepala Anjing

Kisah ini berlokasi di Kec. Torgamba di Sumatera Utara, dimana warga di lokasi tersebut dihebohkan dengan beredarnya video yang memperihatkan ular berkepala anjing, agak mirip jengglot sebenarnya.

Dikisahkan ular tersebut adalah gadis yang masih duduk di bangku SMP yang dikutuk karena menendang ibunya yang sedang sholat. Banyak yang menceritakan bahwa gadis tersebut awalnya minta dibelikan motor mio, namun ibunya menolak. Karena kesal, gadis tersebut menendang ibunya saat sedang sholat dan seketika dirinya berubah menjadi ular.

Saat video tersebut beredar (sekitar tahun 2009), banyak orang yang mempertanyakan kebenaran ular tersebut beserta kisah dibalikya, ada juga yang langsung mempercayainya. Namun, Kapolsek Torgamba yang saat itu masih dijabat oleh AKP Tampubolon mengklarifikasi bahwa video serta kisah tersebut adalah hoax semata.

3. Anak Durhaka Dikutuk Jadi Batu

Warga Gunung Picung, Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor sempat heboh dengan beredarnya kisah anak durhaka. Kisah tersebut beredar melalui facebook pada tahun 2017 lalu. Menceritakan seorang anak yang minta dibelikan motor ninja, namun ibunya malah memberikan motor matic.

Tidak terima sekaligus kecewa, anak tersebut langsung memukul orang tuanya ketika sedang sholat, dan yag terjadi berikutnya... (kalian juga tahu kan). Kisah ini sempat viral pada saat itu.

Menanggapi hal ini, Ridwan selaku staff Bidang Sosial Kecamatan Pamijahan pada saat itu menyatakan bahwa kisah tersebut adalah hoax alias tidak benar. Huh, ada-ada saja memang!

2. Anak Durhaka Dikutuk Menjadi Anjing Setengah Monyet

Kisah anak durhaka yang paling fenomenal berikutnya adalah seorang gadis yang dikutuk menjadi anjing/tikus setengah monyet. Kisah ini beredar dengan cerita yang berbeda-beda. Namun intinya menceritakan seorang gadis yang dikutuk lantaran menendang al-quran yang sedang di baca ibunya.

Kisah ini beredar luas di Indonesia sekitar tahun 2005. Banyak orang yang percaya dengan kisah ini pada saat itu. Padahal, kisah ini sepenuhnya adalah hoax. Gambar diatas bukanlah seroang gadis yang dikutuk, melainkan sebuah patung karya seniman kontemporer asal Australia yang bernama Patricia Piccinini.

Karya yang diberi judul "We Are Family" itu dibuat sekitar tahun 2003 dan dipamerkan tahun 2004. Namun entah apa yang menyebabkan orang-orang malah memberikan kisah tentang anak durhaka pada patung lilin tersebut.

1. Anak Durhaka Dikutuk Menjadi Ikan Pari

Bohong bila Anda tidak pernah melihat gambar di atas. Dulu, gambar ikan pari di atas sukses membuat anak-anak kecil merasa ketakutan. Gambar tersebut diambil dari video berdurasi 30 detik yang memperlihatkan sebuah ikan pari yang dikelilingi oleh belasan orang sambil dibacakan ayat-ayat suci al-quran.

Ikan pari dalam video tersebut disebut sebagai anak durhaka yang dikutuk karena menendang ibunya yang sedang sholat. Saat video ini beredar, banyak masyarakat Indonesia terutama anak kecil yang percaya dengan cerita tersebut, apalagi dengan tambahan suara al-quran yang sedang dibacakan.

Padahal, ikan pari pada video tersebut bukanlah anak yang dikutuk, tetapi ikan pari asli berjenis Shovelnose Guitarfish. Ikan pari jenis tersebut memang memiliki wajah yang menyerupai manusia. Begitu juga dengan suara al-quran yang disematkan dalam video tersebut. Suara tersebut merupakan audio yang dipadukan menggunakan aplikasi edit video seperti movie maker.

Itulah 4 kisah anak durhaka hoax yang sangat fenomenal di Indonesia. Mungkin sang pembuat kisah anak durhaka tersebut ingin mengingatkan kita untuk tidak melawan orang tua dan selalu berbuat baik kepada mereka yang telah melahirkan kita. Tujuannya baik! Tapi, apakah harus dengan kebohongan? Bukankah menyebarkan kebohongan untuk kebaikan bukanlah hal yang bijak? Bagaimana pendapat Anda?

Baca Sumber